Makalah Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam

Nama kelompok : Ana rosida
desy natalia
dewi rochmatul
gani firman
prodi pendidikan Ipa 2014
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

IPA Berfungsi sebagai Pembangun Pola Pikir
Ilmu Pengetahuan Alam dapat mengubah pola pikir atau pandangan seseorang terhadap suatu hal. Pada awalnya, sebagian besar orang masih percaya pada ajaran filsafat Yunani yang menggunakan pola pikir deduktif atau filosofis. Selain itu, ada juga ajaran Francis Bacon yang menggunakan pola pikir induktif atau empiris.
Perubahan pola berpikir manusia menjadi pola berpikir ilmiah itu mempunyai dua aspek. Aspek yang pertama adalah adanya perubahan pandangan manusia terhadap alam semesta. Contohnya, mula–mula orang percaya bahwa bumi adalah pusat dari jagad raya. Lalu, dengan berpikir secara ilmiah orang mengubah pandangan itu dan menyatakan bahwa mataharilah yang menjadi pusat dari tata surya. Hal itu disebut teori heliosentrisme yang dikemukakan oleh Nicolaus Copernicus (1473–1543) dalam bukunya yang berjudul “De Revolutionibus Orbium Caelestium”. Contoh lainnya, mula–mula orang percaya bahwa gerhana bulan terjadi karena bulan ditelan oleh raksasa sakti yang telah terpenggal lehernya sehingga setelah ditelan bulan keluar lagi melalui kerongkongannya. Kemudian melalui pemikiran ilmiah pandangan tersebut berubah menjadi seperti yang kita kenal sekarang, yaitu bahwa bulan tertutup oleh bayangan bumi. Aspek yang kedua adalah adanya perubahan sikap dari manusia itu sendiri dalam memandang sesuatu, yaitu sikap percaya pada takhayul berubah menjadi sikap ilmiah yang obyektif dan meyakini suatu hal setelah diuji kebenarannya.
Contoh dalam kehidupan sehari – hari
Di suatu kampung ada orang yang meninggal secara mendadak. Para tetangganya menganggap bahwa dia meninggal karena terkena santet dari seorang dukun. Namun, setelah berpikir secara ilmiah dan dibuktikan dengan penelitian diketahui bahwa orang tersebut meninggal karena terserang penyakit jantung.

IPA Berfungsi untuk Menjelaskan
Ruang lingkup yang dijelaskan melalui Ilmu Pengetahuan Alam meliputi alam semesta dengan segala isinya. Di dalamnya termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia ditinjau dari segi fisiknya. Selain itu, IPA juga menjelaskan adanya gejala–gejala alam dan hubungan antara gejala alam yang satu terhadap yang lain. Hal–hal yang bersifat nonfisik tidak termasuk cakupan IPA, misalnya tentang adanya surga dan neraka, adanya kehidupan setelah mati, adanya jin, setan, serta malaikat. Pada intinya IPA menjelaskan semua hal yang tertangkap oleh panca indera meskipun seringkali membutuhkan bantuan berbagai peralatan untuk mempertinggi daya tangkapnya seperti kaca pembesar, mikroskop, teropong bintang, dan sebagainya. Oleh Karena itu, apa yang dapat dicakup oleh IPA juga akan semakin luas sejalan dengan semakin canggihnya peralatan yang diciptakan.
Dalam menjelaskan sesuatu, IPA mempunyai ciri–ciri khusus sebagai berikut.
a)Analitis artinya lengkap, yaitu mendeskripsikan semua bagian dari obyek penelitiannya dan hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya.
b)Logis artinya dapat diterima oleh akal, yaitu IPA diangkat dari olah pikir manusia atas pengamatan panca inderanya. Jadi, kalau ada suatu penjelasan yang tidak masuk akal itu bukan penjelasan ilmiah.
c)Sistematis artinya “teratur menurut sistem; memakai sistem; dengan cara yang diatur baik–baik”. ( kbbi , 2014). IPA sebagai suatu body of knowledge merupakan kumpulan pengetahuan ilmiah yang disusun secara logis dan sistematis. Hal tersebut disusun sedemikian rupa sehingga tampak jelas tata urutan serta hubungan satu dengan yang lain dan jelas pula bahwa tidak ada kebenaran ilmu pengetahuan yang saling tumpang tindih dalam arti berlawanan satu dengan yang lain.
d)Kausatif merupakan “bentuk verba yang menyatakan sebab atau menjadikan”. ( kbbi , 2014). Jadi, IPA menjelaskan mengapa segala sesuatu (gejala alam) itu terjadi. Contoh :
1)Mengapa benda yang dilempar ke atas selalu jatuh ke bumi?
2)Mengapa batang besi bila dipanaskan menjadi bertambah panjang?
3)Mengapa terjadi gerhana matahari?
4)Mengapa bulan tidak jatuh ke bumi?
Penjelasan–penjelasan yang bersifat kausatif itu dalam IPA disebut “hukum”. Misalnya hukum Boyle yang menjelaskan hubungan sebab akibat antara tekanan dan volume gas.
e)Kuantitatif.
1)kesimpulan yang diuji kebenarannya melalui statistika dan biasanya disertai dengan taraf kepercayaan.
2)penjelasannya disertai angka–angka dengan besaran hasil pengukuran atau dengan rumusan–rumusan matematika.
3)kuantitatif dalam artiannya yang tak langsung menyatakan kecermatan pengukuran.

Fungsi IPA untuk Meramalkan
Peramalan dari IPA ini adalah peramalan yang didasarkan atas adanya konsistensi atau keteraturan dari gejala-gejala alam. Kunci pokok dari sesuatu yang dapat digunakan untuk meramalkan itu adalah adanya keteraturan yang konsisten. Misalnya matahari setiap hari terbit dari Timur dan tenggelam di Barat sehingga kita berani meramalkan bahwa besok lusa pun matahari akan terbit dari Timur dan tenggelam di Barat. Berbagai macam hukum dalam IPA juga menunjukkan adanya konsistensi yang tinggi. Misalnya, hukum Boyle yang telah dicoba dari nenek moyang kita sampai adik-adik kita di bangku SMP dan orang-orang di berbagai negara, semua menunjukkan hasil yang sama.
Sebagai suatu contoh dari sejarah IPA adalah hukum oktaf yang ditemukan oleh John Alexander Reins Newlands (1837-1898), yaitu bila unsur-unsur disusun berturutan berdasarkan kenaikan berat atomnya, maka pada unsur ke-8 selalu didapatkan unsur yang mempunyai sifat yang bersamaan dengan unsur yang pertama, unsur ke-2 sama sifatnya dengan unsur ke-9, dan seterusnya. Seorang ahli kimia dari Rusia bernama Dmitri Ivanovich Mendeleyef (1834-1907) meramalkan bahwa pada suatu saat tempat yang kosong itu akan terisi oleh unsur yang sifatnya sesuai dan dengan berat atom yang diperkirakan antara berat atom dari unsur yang terdapat di sebelah kanan dan kiri kotak kosong itu. Sebagai contoh adanya kelompok unsur yang mempunyai sifat-sifat yang sama itu adalah Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, dan Cesium. Kelompok lain yang terkenal adalah Flour, Chlor, Brom, dan Iodium.

Fungsi IPA untuk Menguasai atau Mengontrol Gejala Alam Guna Kesejahteraan Manusia
Dengan IPA orang bisa mengolah sumber daya alam. Orang juga dapat mendirikan industri-industri untuk menghasilkan barang-barang bagi kesejahteraan manusia. Dengan IPA orang dapat mempermudah hubungan komunikasi maupun transportasi. Dengan IPA orang dapat mencegah atau menghindari malapetaka akibat gejala alam. Fungsi pengontrol dari IPA dapat dimanfaatkan pula untuk usaha-usaha yang sifatnya pencegahan artinya mencegah terjadinya malapetaka atau hal-hal yang merugikan kesejahteraan manusia, sebagai contoh adalah IPA dapat membantu umat manusia dalam mencegah terjadinya wabah penyakit menular, dapat mencegah terjadinya atau memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan misalnya kecelakaan di laut atau di udara.
Perlu diketahui bahwa fungsi IPA di dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia sangat besar pengaruhnya terutama sejak awal abad ke-20, yaitu dimana bersatunya antara IPA dan teknologi. Sebagai contoh adalah dalam bidang industri yang bekerja secara besar-besaran dan sekarang ini cenderung untuk menggunakan alat-alat serba otomatis seperti komputer.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperbarui alat pendeteksi dini tsunami. Dengan alat itu, tsunami dapat diprediksi dalam waktu tiga menit. Alat yang baru tersebut tidak hanya memprediksi jam berapa tsunami datang. Namun, dapat memprediksi berapa tinggi gelombang, sehingga dapat mempercepat proses evakuasi. (Zubaidah, 2014)

Fungsi IPA untuk Pelestarian
IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang disusun secara logis dan sistematis. Secara tidak langsung IPA mencatat ataupun merekam gejala-gejala alam yang telah teramati maupun terselidiki. Banyak gejala alam yang terulang kejadiannya sebagai contoh yaitu kehadiran komet. Komet di sepanjang perjalanannya selalu kehilangan sebagian dari massanya sehingga pada suatu saat akan habis dan tidak akan muncul lagi di arena angkasa tata surya ini.
Dalam pelestariannya, IPA sempat merekam gejala alam yang lain yang nantinya akan digunakan sampai pada generasi berikutnya.  Contoh lain adalah berbagai jenis flora dan fauna yang mungkin nantinya jenis-jenis tersebut pasti akan musnah. Disamping itu, fungsi IPA untuk pelestarian terutama di bidang biologi dan bidang geografi juga sangat penting dilestarikan sehingga adanya perubahan dari zaman ke zaman dapat diketahui oleh orang banyak. Pengetahuan  semacam itu sangat penting, jika ditinjau dari segi ekosistem sangat besar pengaruhnya karena makhluk hidup disana selalu memiliki ketergantungan satu sama lain. Pada akhirnya IPA semakin berkembang sedemikian rupa sehingga teori-teori yang lama digantikan oleh teori yang baru.

PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan Alam memiliki berbagai fungsi yang berbeda-beda dalam meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan yaitu :
a)Untuk membangun pola berpikir, yaitu dari berpikir secara deduktif menjadi berpikir secara induktif. Adanya IPA dapat mengubah pandangan manusia terhadap alam semesta.
b)Sebagai alat untuk menjelaskan adanya hubungan antara berbagai gejala alam. Ciri-cirinya yaitu : analitis, artinya lengkap menjelaskan semua bagian serta hubungan satu dengan yang lainnya; logis, artinya dapat diterima oleh akal sehat manusia; sistematis, artinya sesuai dengan tata urutan IPA sebagai kumpulan pengetahuan; dan kuantitatif, artinya disertai data statistika. Tujuan IPA menjelaskan ada dua, yaitu untuk menyejahterakan umat manusia  dan semata – mata keduanya memiliki hasrat ingintau.
c)Untuk meramalkan, yaitu pengalaman dari IPA adalah peramalan yang didasarkan atas adanya keteraturan yang konsisten dari gejala – gejala alam. Aturan tersebut disebut “Hukum”.
d)Untuk menguasai dan mengontrol gejala alam demi kesejahteraan manusia. Dengan IPA orang bisa mendirikan industri untuk menghasilkan barang yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan umat manusia.
e)Untuk  pelestarian
Suatu gejala alam mungkin sekali tak terulang kejadiannya, sehingga IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis secara tak langsung merekam gejala-gejala yang terjadi alam misalnya kehadiran komet, pergeseran benua, perubahan flora dan fauna, dan sebagainya.

DAFTAR RUJUKAN
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa). 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Online),  ( http://kbbi.web.id/kausatif ), diakses 29 September 2014.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa). 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Online),  ( http://kbbi.web.id/sistematis ), diakses 29 September 2014.
Darmodjo, Hendro. 1986. Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Karunika.
Zubaidah, Neneng. 2014. BMKG Perbarui Alat Deteksi Dini Tsunami. (Online), (m.sindonews.com/read/849905/15/bmkg-perbarui-alat-deteksi-dini-tsunami), diakses 7 September 2014.

Produk Kami Lainnya :

Posting Komentar

 
ibs(idblogsite)
Copyright © 2013. iNDOTOKO Template Allright reserved.